JAKARTA – Special Olympics Indonesia (SOIna) menjaring atlet penyandang difabel yang dilakukan dengan cara pelatihan secara rutin sebanyak delapan kali. Kegiatan tersebut tanpa dibiayai pemerintah alias uang pribadi.
Jumlah anak–anak yang tergabung di SOIna diketahui hampir 200 untuk wilayah depok itu sendiri, berbagai macam kalangan atau asal tempat sekolahnya mulai dari SLB, Inklusi ataupun sekolah alam bahkan ada yang tidak bersekolah.
“Kalau dari mulai anak usia dini, hampir 200 untuk wilayah depok. Jadi seluruh kota depok ini ada yang dari SLB ada yang Inklusi, ada yang sekolah alam dan ada yang di luar sekolah, artinya tidak bersekolah,” ujar Ketua SOIna Depok Pahala Saragi, Sabtu (10/8/2024).
Diketahui setiap rangkaian acara semua biaya ditanggung oleh pihak penyelanggara, karena pendaftaran SOIna sendiri tidak ada pungutan biaya sepeser pun alias gratis.
“Awal-awalnya memang dari kami, dari saya sebagai ketuanya, sampai sobek kantongnya. Tapi dengan berjalannya waktu, saya bicara ke orang tua, dan orang tua mau saling bantu, termasuk speaker ini dari orang tua, konsumsi dari orang tua. Jadi saya selalu bilang dari kita, untuk kita, oleh kita,” ucap Pahala
“Untuk SOIn itu tidak ada pungutan biaya, SOIna tuh free (gratis), cuman dari orang tua ini membuat semacam infaq (tabungan) untuk nanti kita nikmati sendiri gituloh untuk anak-anak dan orang tuanya jadi ajang silahturahmi, minum dan konsumsi,” sambungnya.
Pahala Saragi juga berharap supaya mendapat sebuah dukungan dari pemerintah dan swasta karena secara biaya operasional nya terbilang sangat mahal sekali.